Kembali ke Laku 'Patanjala': Perjuangan Kolektif Berbasis Kepercayaan Sunda Wiwitan di Gunung CiremaiRekomendasi dari Devina Heriyanto Upaya kolektif warga menolak proyek geothermal di Gunung Ciremai pernah membuat perusahaan mundur. Sepuluh tahun berlalu, tetapi ancaman eksploitasi tetap berlanjut. Pemerintah memasukkan rencana pembangunan geothermal Ciremai ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Warga tidak gentar, mereka percaya laku Patanjala adalah cara terbaik bagi manusia merawat alam. Patanjala menjadi pengetahuan perawatan dan perlawanan lokal dengan fokus pada pengelolaan dan perlindungan sumber air. Geothermal adalah proyek rakus air. Padahal, warga sangat bergantung pada aktivitas pertanian untuk bertahan hidup. Sebelum ada geothermal pun, akses warga atas air sudah terganggu akibat menjamurnya penginapan dan fasilitas penunjang pariwisata di sekitar kaki Ciremai. Modal untuk pertanian membengkak, sementara hasilnya malah menurun. Sebagai bagian dari Masyarakat Adat Sunda Wiwitan, warga memegang teguh kepercayaan Karuhun bahwa bentang alam terutama di Gunung Ciremai tidak boleh dirusak, apalagi sampai dieksploitasi. Yaya Kusuma (39), warga Desa Pajambon di lereng Ciremai, percaya bahwa proyek geothermal hanya menimbulkan efek bencana. “Kami punya pandangan kalau gunung ini dibor pasti akan ada bencana. Dari waktu Chevron sampai sekarang, warga mah tetap menolak [geothermal].” “Percanten naon nu ceuk karuhun, yen leuweung teu meunang dilebur, lebak teu meunang dirusak teh bener. [Percaya apa yang dikatakan leluhur, bahwa gunung tidak boleh dilebur, hutan tidak boleh dirusak].”
Laporan karya Rofi Jaelani dan fotografer Bukbis Candra Ismet Bey merupakan bagian dari serial #ProyekSengsaraNasional. Meminjam satire yang disematkan publik atas proyek strategis nasional (PSN), serial ini menyoroti berbagai penyimpangan dan konflik tenurial, marjinalisasi, pengerahan aparat keamanan dan sentralisasi kebijakan. Sejak ditetapkan mantan presiden Jokowi pada 2016, lebih dari 200-an PSN di seluruh Indonesia telah membuat kehancuran metabolik alam-manusia dan degradasi ruang hidup gila-gilaan. Dukung kami untuk terus menyajikan serial liputan yang melayani masyarakat terpinggirkan dan mengawasi kekuasaan agar tidak ugal-ugalan. |
Project M adalah gerakan jurnalisme publik yang melayani yang dipinggirkan dan mengawasi kekuasaan agar tidak ugal-ugalan. Langganan nawala kami untuk mendapatkan rekomendasi bacaan berbasis jurnalisme telaten. Dukung kami dengan menjadi Kawan M mulai dari Rp30 ribu per bulan.
Kisah Generasi Cemas di Lampung dan Sulawesi Selatan Rekomendasi dari Devina Heriyanto Bagaimana bisa kita merealisasikan Indonesia Emas, jika anak mudanya bagian dari Generasi Cemas? Serial #GenerasiCemas menyoroti realitas di balik slogan “Bonus Demografi” yang sering jadi bahan fafifu dari pemerintah. Meski populasi usia produktif tinggi, tapi pemerintah tidak memberi keamanan kerja (job security) sehingga pekerja rentan di-PHK, diupah rendah, dan berada dalam kondisi prekariat sepanjang...
Generasi Cemas & Perburuhan: Anak Muda Kesulitan Cari Kerja, Serikatnya Diberangus Pula Rekomendasi dari Devina Heriyanto Ilustrasi beban hidup Generasi Cemas. (Project M/ Aan K. Riyadi) Istilah bonus demografi sering digaungkan oleh pemerintah, baru-baru ini oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam sebuah video YouTube. Istilah ini merujuk pada proporsi penduduk usia produktif yang lebih tinggi ketimbang penduduk usia non-produktif, yang harapannya bisa meningkatkan pertumbuhan...
Gurita (Haji) Isam: Anak Emas Presiden, Punya Alat Gebuk Polisi dan Tentara Rekomendasi oleh Fahri Salam Andi Syamsuddin Arsyad alias (Haji) Isam adalah pengusaha batubara yang pada awalnya dikenal di tingkat kabupaten saja. Dia berbisnis dari kampung halamannya di Batulicin, Kabupaten Tanah Bambu, sekitar 6 jam perjalanan darat dari Ibu Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dari tambang batubara kemudian merambah ke bisnis sawit, usaha pengapalan hasil tambang, kontraktor tambang nikel...